Minggu, 06 Juli 2025, 02:16:02 | Dibaca: 1
Dalam dunia medis, khususnya yang berkaitan dengan sistem reproduksi, dua nama obat yang sering diperbincangkan adalah Cytotec dan Gastrul. Keduanya sama-sama dikenal sebagai obat yang memiliki kemampuan untuk merangsang kontraksi rahim dan sering dikaitkan dengan proses aborsi medis. Namun, meskipun keduanya mengandung zat aktif yang sama, yaitu Misoprostol, ada banyak perbedaan mendasar antara Cytotec dan Gastrul.
Melalui skripsi ini, penulis akan menjelaskan secara lengkap dan akurat apa saja perbedaan antara Cytotec dan Gastrul, baik dari segi komposisi, legalitas, keefektifan, hingga keamanan dan efek sampingnya. Diharapkan, pembaca dapat memahami secara menyeluruh sehingga dapat membuat keputusan yang tepat dan bertanggung jawab jika berhadapan dengan kebutuhan medis tertentu.
Masalah kehamilan yang tidak diinginkan atau kondisi medis tertentu yang mengharuskan penghentian kehamilan membuat sebagian wanita mencari opsi aborsi medis. Dalam konteks ini, Cytotec dan Gastrul muncul sebagai pilihan yang banyak dicari, meskipun penggunaannya memiliki aturan hukum yang ketat di Indonesia.
Banyak yang mengira keduanya sama saja karena mengandung misoprostol, padahal dari segi asal, kualitas, kelegalan, hingga keamanan, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Artikel ini akan mengulasnya secara mendalam.
Misoprostol adalah turunan prostaglandin E1 yang bekerja dengan cara:
Merangsang kontraksi otot polos rahim
Melembutkan serviks (leher rahim)
Meningkatkan lendir pelindung lambung dan mengurangi sekresi asam lambung
Awalnya, misoprostol dikembangkan untuk pengobatan tukak lambung, namun saat ini telah diakui sebagai obat yang efektif untuk aborsi medis, induksi persalinan, dan penanganan keguguran tidak lengkap.
Cytotec adalah obat bermerek dagang yang diproduksi oleh perusahaan farmasi ternama dunia: Pfizer. Cytotec mengandung misoprostol 200 mcg per tablet.
Awalnya untuk pengobatan tukak lambung
Off-label: digunakan untuk induksi persalinan dan aborsi medis
Produk impor
Kualitas tinggi dan presisi dosis
Tidak memiliki izin edar di Indonesia
Banyak dipalsukan di pasar gelap
Gastrul adalah produk lokal yang diproduksi oleh PT. Hexpharm Jaya (bagian dari Kalbe Group). Sama seperti Cytotec, Gastrul juga mengandung misoprostol 200 mcg per tablet.
Secara resmi: mencegah tukak lambung akibat penggunaan NSAID
Off-label: digunakan untuk penanganan keguguran, induksi persalinan, dan aborsi medis (dengan pengawasan dokter)
Produk lokal legal
Terdaftar di BPOM Indonesia
Dapat diperoleh di apotek resmi dengan resep
Aspek | Cytotec | Gastrul |
---|---|---|
Produsen | Pfizer (Amerika/Swiss) | Hexpharm Jaya (Indonesia) |
Kandungan | Misoprostol 200 mcg | Misoprostol 200 mcg |
Legalitas di RI | Tidak legal | Legal (izin BPOM) |
Ketersediaan | Online (ilegal) | Apotek (dengan resep) |
Risiko Palsu | Sangat tinggi | Rendah |
Harga per tablet | Rp 300.000–600.000 | Rp 150.000–250.000 |
Efektivitas aborsi | Sangat tinggi (jika asli) | Tinggi |
Tidak memiliki izin edar resmi di Indonesia
Dilarang dijual bebas
Hanya boleh digunakan di fasilitas kesehatan tertentu di negara-negara yang melegalkan aborsi
Terdaftar di BPOM RI
Dapat dibeli di apotek dengan resep dokter
Digunakan secara medis, termasuk off-label untuk aborsi dan keguguran
Menurut WHO, tingkat efektivitas misoprostol untuk aborsi medis tergantung pada usia kehamilan dan dosis yang digunakan.
Obat | Efektivitas Aborsi (≤12 minggu) |
---|---|
Cytotec | 90–95% (jika asli) |
Gastrul | 85–90% |
Gastrul bisa digunakan sebagai alternatif Cytotec yang legal dan memiliki hasil hampir setara bila digunakan dengan benar.
Dosis standar WHO untuk aborsi medis menggunakan misoprostol tunggal:
800 mcg (4 tablet) diletakkan di bawah lidah (sublingual) atau dimasukkan ke vagina
Dapat diulang tiap 3 jam jika belum berhasil (maks. 3 dosis)
Jika tersedia Mifepristone, maka kombinasinya dengan misoprostol bisa meningkatkan efektivitas hingga 98%.
Keduanya memiliki efek samping serupa, karena mengandung bahan aktif yang sama.
Kram perut
Mual dan muntah
Diare
Pusing dan demam ringan
Pendarahan berlebihan
Infeksi rahim
Sisa jaringan yang tidak keluar (aborsi tidak lengkap)
Penggunaan Cytotec maupun Gastrul tanpa resep dan pengawasan dokter sangat berbahaya dan bisa menyebabkan:
Pendarahan hebat
Kematian jika tidak ditangani tepat waktu
Infeksi parah
Kegagalan aborsi yang memerlukan tindakan kuretase
Cytotec adalah obat yang paling banyak dipalsukan di Indonesia karena:
Permintaan tinggi
Tidak tersedia secara resmi
Sulit diverifikasi keasliannya
Gastrul lebih aman dari segi keaslian karena:
Dijual di apotek resmi
Memiliki nomor registrasi BPOM
Dikemas dengan label lengkap dari Hexpharm Jaya
Obat | Harga per Tablet | Tempat Pembelian Aman |
---|---|---|
Cytotec | Rp 300.000–600.000 | Sulit ditemukan, tidak legal |
Gastrul | Rp 150.000–250.000 | Apotek, rumah sakit |
Catatan: Hindari pembelian online tanpa izin karena risiko mendapatkan obat palsu sangat tinggi.
Pengguna Cytotec (Anonim, 26 tahun):
“Saya pakai Cytotec yang katanya asli, tapi tidak ada efek sama sekali. Ternyata palsu. Akhirnya ke rumah sakit, baru ditangani pakai Gastrul dan berhasil.”
Pengguna Gastrul (R, 29 tahun):
“Awalnya ragu karena ini buatan lokal. Tapi ternyata berhasil. Cuma agak lebih lama efeknya dibanding Cytotec.”
Menganjurkan kombinasi Mifepristone + Misoprostol untuk aborsi medis
Jika Mifepristone tidak tersedia, misoprostol tunggal (seperti Gastrul atau Cytotec) dapat digunakan
Penggunaan wajib disertai pemantauan tenaga medis
Cytotec dan Gastrul sama-sama mengandung Misoprostol 200 mcg.
Cytotec lebih dikenal secara internasional tapi ilegal di Indonesia dan sering dipalsukan.
Gastrul adalah alternatif legal, aman, dan tersedia di apotek resmi.
Keduanya memiliki efek yang hampir sama jika digunakan dengan dosis dan cara yang benar.
Gunakan Gastrul sebagai pilihan utama jika tinggal di Indonesia.
Hindari pembelian Cytotec dari sumber tidak jelas karena risiko obat palsu sangat tinggi.
Konsultasikan dengan dokter sebelum penggunaan obat apa pun untuk menghentikan kehamilan.